Rahasia Make-Up Gunadi


1. Dasar harus prima

Alas bedak cair harus diratakan dengan spons, jangan jemari. Cara meratakannya adalah ditekan-tekan, tidak dipulaskan dengan gerakan memutar seperti memulas bedak. Untuk alas bedak jenis krim, bisa diaplikasikan dengan beberapa cara, yaitu dengan jari, spons, dan kuas. Semuanya bisa memberi hasil yang bagus. Namun, pastikan tangan bersih dan sudah dicuci saat memulas dengan jemari. Bila menggunakan kuas, aplikasikan tipis-tipis dan perlahan. Lebih baik melakukannya berulang-ulang dengan tarikan yang tipis daripada tebal sekaligus. Untuk alas bedak berjenis matte, pengaplikasian harus cepat karena teksturnya cepat kering dan mudah menggumpal. Jadi, butuh tangan yang terampil dan tentu saja latihan yang cukup saat mengaplikasikannya.

2. Teknik memulas bedak

Sebelum memulas bedak, Anda perlu yakin dulu berapa ketebalan yang diinginkan. Untuk hasil yang tebal, misalnya untuk riasan pesta atau panggung, sebaiknya diaplikasikan dengan spons, dengan cara ditepuk- tepuk. Sesudahnya, penting sekali melakukan finishing dengan kuas (finishing brush) . Pilih bulu kuas yang berkualitas baik, yang bisa memberikan hasil akhir yang halus dan rata, serta bisa menutup noda dengan baik. Bila ingin hasil yang natural atau tipis, alternatifnya adalah memilih jenis bedak tabur .

3. Bibir sensual

Untuk pengaplikasian lipstik, ada trik-trik tersendiri. Masalah klasik adalah keluhan bibir kering dan pecah-pecah. Atasi dengan mengoleskan lip balm terlebih dahulu, tunggu hingga menyerap, baru mengoleskan lipstik. Masalah lain yang sering muncul adalah kulit bibir yang cenderung gelap. Masalah ini cukup sering ditemukan pada kulit wanita Indonesia. Triknya adalah jangan mengaplikasikan lipstik secara langsung. Gunakan lipstik warna gelap dahulu pada bibir, setelah itu timpa dengan alas bedak, lalu pulaskan warna terang atau warna yang diinginkan. Pulaskan tipis-tipis saja agar hasilnya terlihat lebih natural. Untuk memberi volume pada bibir tipis, gunakan lipliner untuk membingkai bibir, pilih yang berwarna senada dengan lipstik. Setelah itu, ‘isi’ dengan lipstik yang mengandung shimmer, lalu pulaskan lipgloss.

4. Pipi merona

Perona pipi merupakan sentuhan akhir yang cukup tricky, karena perlu keahlian dalam mengaplikasikannya. Bila hasilnya halus, wajah langsung terlihat cerah. Bila tidak pas, wajah bisa terlihat seperti badut. Trik untuk penggunaan blush on juga tergantung pada teksturnya. Bila perona pipi berjenis krim, lebih baik diaplikasikan pada wajah yang benar-benar bersih dari make up, tanpa alas bedak dan bedak. Berbeda dengan perona pipi jenis padat, yang bisa diaplikasikan di atas bedak dan sebaiknya menggunakan kuas halus. Triknya agar terlihat natural adalah gunakan dua warna perona pipi, yang berwarna lebih gelap dan yang berwarna sesuai dengan warna kulit. Warna yang lebih gelap ditujukan sebagai shading pada pipi dan memberi ilusi kesan pipi yang tirus. Saat mengaplikasikan, kembangkan senyum pada wajah. Pulaskan terlebih dahulu yang berwarna gelap dari arah telinga, lalu tambahkan yang berwarna terang pada tonjolan tulang pipi . Hindari memulas di bawah tulang pipi, karena efek yang dihasilkan biasanya kurang cantik dan membuat tulang pipi terkesan tidak natural.

5. Bulu mata genit

Sebelum menggunakan maskara, lentikkan dahulu bulu mata dengan penjepit bulu mata, lalu aplikasikan maskara dari pangkal bulu mata, dilanjutkan ke bagian ujung. Dalam mengaplikasikan, kuncinya adalah kestabilan tangan dan kecepatan tangan yang harus dijaga, karena maskara mudah mengering saat terkena udara sehingga mudah menggumpal. Bagi yang menyukai gaya natural, gunakan kuas maskara berbulu tipis.

6. Mata pun ‘bicara’

Cara paling tepat mengaplikasikan eyeliner cair adalah dari luar garis mata ke dalam, sehingga ujung garis bertemu di tengah, dan garis yang dihasilkan tidak menipis di area ujung mata. Ketika menggunakan eyeliner padat (berbentuk perona solid), celupkan terlebih dahulu kuas eyeliner ke dalam air, lalu ambil sedikit eyeliner padat, barulah mulai mengaplikasikan. Namun, trik ini hanya berhasil bila kelopak mata termasuk besar dan lipatan mata tidak bersinggungan dengan garis eyeliner. Eyeliner padat memang lebih cocok untuk mata berkelopak besar, karena sifatnya yang tidak tahan lama dan bisa menempel pada lipatan kelopak mata.

7. Alis yang prima
Saat menggambar alis, pastikan pensil alis memenuhi satu syarat, yaitu ujungnya agak meruncing dan empuk. Aplikasikan secara perlahan, agak mengambang dan tidak ditekan, karena bila ditekan hasilnya akan terkesan tidak natural dan terlalu tebal.

8. Menutup Sempurna

Masalah yang sering muncul saat menggunakan concealer adalah hasilnya belang dengan warna bedak. Triknya mudah sekali, pilih jenis concealer cair, karena cenderung lebih mudah diaplikasikan dibandingkan jenis krim atau stik. Selanjutnya ratakan dengan kuas concealer agar membaur dengan warna kulit. Bila Anda lebih senang menggunakan concealer stik, tak masalah. Triknya, aplikasikan dengan jemari. Letakkan di jari manis dan tutulkan pada wajah. Cara ini lebih memberi hasil yang halus ketimbang mengaplikasikan langsung dari stiknya. Perlu diketahui, concealer bisa digunakan sebelum, dan juga pada saat finishing make up, tergantung seberapa tebal bagian yang ingin ditutupi.

9. Bye-bye mata sipit

Bagi Anda yang bermata sipit, untuk mendapatkan efek mata yang lebih besar, kuncinya adalah menggunakan riasan warna gelap pada mata, bisa warna hitam, abu-abu, bahkan ungu tua. Untuk memberi lipatan pada kelopak mata, gunakan scotch tape, dan tambahkan bulu mata palsu tipis agar mata lebih bersinar.

10. Hidung mancung

Membuat shading pada hidung harus ekstra hati-hati. Baurkan shading tipis-tipis. Penggunaan warna gelap secara berlebihan akan memberikan efek palsu pada hidung. Hati-hati juga dalam memulaskan panjang bayangan. Karena, makin ke pangkal hidung, efek mancungnya makin dalam. Jadi, pastikan dulu, seberapa dalam efek mancung yang diinginkan. Untuk sentuhan akhir, bubuhi bedak di atas garis shading, agar warna shading lebih halus dan natural.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah : Media Critical Theory

Teori Komunikasi BAB III Tradisi-tradisi Komunikasi (Semiotika, Fenomenologi, Sibernetika, Sosiopsikologi)

MAKALAH TWITTER