Type Kepemimpinan bersejarah


Berdasarkan pengalaman sejarah, ada beberapa gaya pemimpin besar yang terkenal yang mampu memajukan organisasinya atau paling tidak, menjadikannya populer di dunia. Masing-masing memiliki ciri dan gayanya sendiri-sendiri, tak terlepas dari kelebihan dan kekurangan yang menyertainya. Berikut adalah beberapa gaya kepemimpinan tersebut:

A. Otoriter
Pemimpin Otoriter menganut paham bahwa dirinya adalah segalanya. Pemimpin yang membuat aturan dan orang-orang didalam organisasinya harus mematuhi apapun yang dikehendaki dan menjadi keputusannya.

 Moammar Khadafi dari Libya dan Louis XIV dari Perancis adalah sedikit contoh pemimpin yang memiliki tipe otoriter dalam memegang wewenang dan kekuasaannya. Ucapan Louis XIV, “L’etat ces moi” yang sangat terkenal itu menunjukkan betapa arogannya penguasa yang satu ini. Yang menganggap bahwa negara adalah dirinya. Bahwa apa yang menjadi keinginannya itulah yang berlaku sebagai hukum yang harus dipatuhi dan dilaksanakan di negara Perancis saat itu. Demikian halnya dengan Moammar Khadaffi yang menganggap Libya adalah keluarga miliknya, dan dia adalah pemimpin keluarga tesebut.

Kelebihan:
  • Tujuan lebih mudah dicapai, karena hanya mengadopsi kepentingan satu orang.
  • Dengan alasan yang sama, tidak pernah terjadi konflik kepentingan dalam organisasi.
  • Pengambilan keputusan mudah dilakukan.



Kekurangan:
  • Anggota organisasi tidak bisa berinovasi, minim kreasi
  • Anggota organisasi tidak bisa menyampaikan pendapatnya dan tidak memiliki posisi tawar dalam pengambilan keputusan
  • Pemimpin terlalu berkuasa, sehingga biasanya sering terjadi abuse of power


B. Militer
Sesuai dengan namanya, tipe kepemimpinan ini menggunakan kekuasaan dan wewenang formal di dunia militer dan berbasis pada kekuatan angkatan bersenjata yang dimiliki untuk mem-back up threatment dari luar. Di dalamnya hanya ada satu garis komando: atasan. Di sini atasan berkuasa dan bertanggung jawab penuh terhadap bawahannya. Segala perintah atasan, adalah order yang tidak bisa dibantah dan harus dilaksanakan oleh bawahan.

 Soeharto bisa menjadi contoh gaya kepemimpinan militer. Dengan didukung kekuatan militer sekaligus sebagai pemimpin tertinggi TNI/ABRI, setiap kata-katanya adalah perintah yang harus dilaksanakan. Kala itu tak seorang pun yang berani bersuara untuk menentang kebijaksanaannya. Dukungan penuh dari Kopassus kala itu menjadikan militer Indonesia menjadi salah satu yang paling menakutkan di dunia, bahkan CIA pun segan.



Kelebihan:
  • Hanya ada satu garis komando, sehingga jelas wewenang dan tanggung jawabnya
  • Keputusan mudah diambil.
  • Adanya kejelasan peran dan tanggung jawab masing-masing dengan tingkat konsekuensi yang tinggi.


Kekurangan:
  • Bawahan/anggota tidak memiliki hak dan kontribusi apapun dalam pengambilan keputusan.
  • Terlalu kaku dan formal
  • Kurang menghargai pendapat anggota, anggota hanya bisa berpendapat jika diminta pendapatnya saja.
  • Terlalu bergantung pada atasan, jika tidak ada atasan, bawahan ini seperti anak ayam kehilangan induknya.

C. Father/Kebapakan
Gaya ini menempatkan pemimpin layaknya seorang ayah bagi organisasi dan anggota yang lainnya. Pemimpin lebih tahu dalam segala hal daripada anggotanya. Sehingga pemimpinlah yang mengarahkan anggotanya layaknya ayah membimbing anak-anaknya.
Soeharto juga layak menjadi contoh tipe pemimpin ini. Caranya mengatur pemerintahan yang kalem dan mengayomi menunjukkan salah satu cirinya.

Kelebihan:
  • Mudah mengambil keputusan
  • Keputusannya sangat dihormati, bijaksana
  • Mendengarkan keluhan anggota
  • Mengayomi kepentingan anggota


Kekurangan
  • Menganggap anggotanya masih belum dewasa, kurang pengetahuan dan skill
  • Menganggap pemimpin tahu segalanya

D. Kharismatik
Max weber mendefinisikan kepemimpinan kharismatik sebagai pengabdian diri terhadap kesucian, kepahlawanan tertentu, atau sifat yang patut dicontoh dari seseorang, dan dari corak tata tertib yang diperlihatkan olehnya. Dari pengertian tersebut diinginkan seorang pemimpin yang bisa menjunjung tinggi kejujuran, sikap kepahlawanan, yang diaplikasikan dari kebijakan yang diterapkan. Pemimpin yang kharismatik adalah pemimpin yang dalam kepemimpinanya dipercaya secara penuh oleh masyarakat. Ia mendapat tempat yang istimewa di hadapan masyarakat. Ia dipuja, dicintai, dihormati, dihargai, dan sebagainya. Dalam melaksanakan perintah ia dapat dengan mudah melakukannya karena rakyat telah percaya padanya.

Dalam penafsiran yang lain mengatakan bahwa kepemimpinan kharismatik adalah kepemimpinan yang hanya bersumber dari kharisma. Dimana charisma diartikan dengan orang yang memiliki keahlian tersendiri yang tidak dimiliki oleh orang lain seperti hal hal gaib dan sebagainya. Memang itu sebagai kelemahan dari kepemimpinan kharismatik.

Diperlukan kualitas kepribadian dan berbagai kualitas lain yang memancarkan citra yang penuh kepercayaan diri dan daya tarik serta daya pesona sehingga seseorang dapat digolongkan sebagai manusia yang kharismatik. Meskipun tidak semua pemimpin kharismatik memiliki perpaduan kualitas yang sama, namun terdapat sejumlah kualitas yang secara umum dimiliki oleh pemimpin kharismatik. Beberapa orang memang memiliki salah satu atau lebih kualitas atau atribut, namun orang kharismatik cenderung memiliki kualitas atau atribut dalam jumlah yang luar biasa seperti :
1) Tingkat energi tinggi,
2) Vitalitas tidak terbatas,
3) Keberanian,
4) Bakat yang luar biasa,
5) Kecerdasan yang sangat tinggi,
6) Postur tubuh yang indah,
7) Wajah yang menawan,
8) Sikap yang tenang meskipun dibawah tekanan,
9) Kesadaran yang kuat tentang diri pribadi,
10) Kemampuan menentukan arah dan tujuan,
11) Komitmen yang tinggi serta tekad untuk berhasil. 


Masih ingat Presiden Soekarno? Ya, Bung Karno adalah gambaran yang sangat jelas mengenai sosok pemimpin kharismatik. Pesona pribadinya mampu membuat rakyat Indonesia mematuhinya dengan penuh hormat. Setiap orasinya dalam pidato-pidatonya mampu meningkatkan moral bangsa Indonesia kala itu dan membuat kecut nyali lawan.

Mengingat latar belakang indonesia sebagai negara miskin baru merdeka, betapa kharismanya yang luar biasa, membuat “Dwikora”-nya kala itu membuat Inggris di Malaysia gentar. Juga penolakannya terhadap bantuan Amerika dengan slogan terkenalnya “Go to hell with your aids” membuat Indonesia lebih dipandang di dunia meskipun miskin dan tertinggal.

Kelebihan
  • Lebih mudah mengambil keputusan
  • Mudah mempengaruhi anggota, sehingga jarang terjadi konflik berkepanjangan
  • Manejemen konflik lebih baik
  • Tidak memandang harta dan kekayaan sebagai latar belakang seseorang
  • Akan sangat mudah di dalam memimpin suatu lembaga/organisasi, karenakan seluruh anggota dalamnya mempunyai loyalitas yang tinggi kepada pemimpinnya


Kekurangan:
  • Kadangkala rakyat/anggota yang fanatik akan mengikuti pemimpinnya yang kharismatik walaupun kebijakan yang dibuatnya salah.
  • Terkadang, pemimpin ini dipilih hanya berdasarkann kharismanya saja, padahal sebenarnya uncapable.


E. Demokratis
Kepemimpinan demokratis ditandai dengan adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Dibawah kepemimpinan demokratis bawahan cenderung bermoral tinggi, dapat bekerja sama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri (Rivai, 2006).

Menurut Robbins dan Coulter (2002), gaya kepemimpinan demokratis mendeskripsikan pemimpin yang cenderung mengikutsertakan karyawan dalam pengambilan keputusan, mendelegasikan kekuasaan, mendorong partisipasi karyawan dalam menentukan bagaimana metode kerja dan tujuan yang ingin dicapai, dan memandang umpan balik sebagai suatu kesempatan untuk melatih karyawan

Jerris (1999) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang menghargai kemampuan karyawan untuk mendistribusikan knowledge dan kreativitas untuk meningkatkan servis, mengembangkan usaha, dan menghasilkan banyak keuntungan dapat menjadi motivator bagi karyawan dalam bekerja.

Ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratis (Sukanto, 1987):
  1. Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan diambil dengan dorongan dan bantuan dari pemimpin.
  2. Kegiatan-kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk tujuan kelompok dibuat, dan jika dibutuhkan petunjuk-petunjuk teknis pemimpin menyarankan dua atau lebih alternatif prosedur yang dapat dipilih.
  3. Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan pembagian tugas ditentukan oleh kelompok.


 Saat ini hampir semua negara di dunia menganut paham ini, karena menganggap lebih manusiawi dan lebih menghargai hak-hak orang banyak. Di sini saya mengambil Gus Dur, sebagai contohnya. Contoh paling ekstrimnya adalah ketka pada tahun 1999, beliau memberikan kebebasan sepenuhnya bagi warga untuk menganut agama dan kepercayaannya masing-masing berikut dengan tradisi-tradisi yang melekat di dalamnya. Terutama adalah bagi warga keturunan China di Indonesia. Dimana sebelumnya, warga ini mengalami diskriminasi dalam hal agama dan kebudayaan. Dengan Gus Dur yang memberikan jaminan kebebasan, kini semua warga memiliki kebebasan yang sama untuk berekspresi.



Kelebihan:

  • Aspirasi setiap orang dapat diakomodas
  • Lebih menghargai setiap anggota dengan segala kepentingan dan latar belakangnya
  • Pengambilan keputusan lebih menekankan pada kepentingan bersama
Kekurangan:

  • Sulit mengambil keputusan, terkadang membutuhkan waktu yang lama
  • Rawan konflik kepentingan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah : Media Critical Theory

Teori Komunikasi BAB III Tradisi-tradisi Komunikasi (Semiotika, Fenomenologi, Sibernetika, Sosiopsikologi)

MAKALAH TWITTER