Pengertian Biro Iklan
1.
Biro iklan
Sebelum mendefinisikan biro iklan, marilah kita membedah pengertian
dari iklan itu sendiri.
Dalam Kamus Istilah Periklanan Indonesia, terdapat dua
pengertian iklan. Pertama, iklan adalah “pesan yang dibayar dan disampaikan
melalui sarana media (pers, radio, televisi, bioskop, dll.) yang bertujuan
membujuk untuk melakukan tindakan membeli atau mengubah perilakunya.” Kedua,
iklan adalah “sarana dan alat pemasaran produk maupun jasa.”
Biro iklan adalah “perusahaan yang merencanakan dan menyelenggarakan
kampanye periklanan dan yang bertindak atas nama kliennya. Secara hukum, biro
bukanlah sebuah agen melainkan kontraktor yang berdiri sendiri—biro dapat
melaksanakan kontrak dengan pihak media atas namanya sendiri.”
Secara umum, sebuah biro iklan adalah perusahaan yang berperan
sebagai perantara, medium, antara klien yang hendak memasang iklan dan media.
Sebuah biro iklan terdiri dari sekumpulan tenaga profesional yang memiliki
bakat dan kemampuan pada bidangnya masing-masing, yang menciptakan sesuatu yang
baru yang berhubungan dengan brand perusahaan dan peningkatan penjualan.
2. Sejarah Singkat Biro iklan
Dalam bukunya, Periklanan – Edisi Ketiga, Frank Jefkins
menjabarkan, biro iklan pertama didirikan pada awal abad kesembilan belas dan
biro iklan Inggris pertama, yakni White’s, didirikan di London sekitar tahun
1800. Iklan yang dikerjakan oleh biro iklan pelopor itu mula-mula hanya untuk
mempopulerkan lotere-lotere resmi yang dikelola pemerintah. Selanjutnya,
White’s bertindak sebagai biro iklan resmi untuk kepentingan Kantor Urusan
Perang (War Office), Angkatan Laut Kerajaan, Komisi Narapidana Kerajaan
(His Majesty’s Commisioner for Prisons), Kantor Urusan Koloni (Colonial
Office), dan yang terakhir, Crown Agents. Sebagian besar iklan-iklan
yang ditanganinya adalah iklan rekruitmen.
Pada awalnya, biro-biro iklan tersebut tidak lebih dari makelar
ruangan, yang menjual ruang-ruang iklan di surat kabar secara freelance.
Setelah produksi surat kabar berkembang lebih baik, dengan jenis dan model
huruf yang lebih beragam, serta sejak diperkenalkannya ilustrasi-ilustrasi,
pialang-pialang ruang iklan tersebut mulai terjun bersaing dengan menawarkan
jasa-jasa yang lebih luas seperti copywriting dan pembuatan desain
iklan. Sebelumnya hanya ada satu jenis huruf saja yang digunakan dalam suatu
penerbitan, dan satu-satunya pilihan untuk iklan yang siap pakai adalah
mengulang baris iklan yang itu-itu saja; walaupun iklan tersebut lebih menarik
perhatian dari pada pesan-pesan biasa, akan tetapi tetap saja kurang imajinatif.
Dalam keadaan seperti inilah biro iklan kreatif lahir. Hal ini bertolak dari
tuntutan keadaan, karena para pemasang iklan tentunya ingin membeli ruang iklan
lewat biro yang menawarkan ide terbaik. AE (accounting executive) yang
dahulu disebut contact man, mulai memainkan peran penting. Setelah Peran
Dunia Kedua berakhir, biro iklan modern berkembang secara pesat dengan
menyediakan berbagai macam layanan baru seperti pemasaran, riset pemasaran, dan
juga perencanaan media, setelah data-data statistik media tersebut tersedia.
Dengan lahirnya iklan (siaran niaga) di televisi pada tahun 1955,
maka layanan yang disediakan oleh biro-biro iklan pun bertambah lagi,
sedemikian rupa sehingga biro-biro iklan yang paling besar, yakni yang
menangani barang-barang produksi secara massal, adalah biro-biro iklan yang
sanggup menangani dan menjual iklan-iklan di radio serta televisi.
3. Peran Bio Periklanan
Peran utama sebuah biro iklan adalah merancang dan melakukan advertising
campaign (kampanye periklanan) bagi kliennya. Namun, ruang lingkup peranan
biro iklan saat ini semakin bervariasi, tergantung jenis biro iklan tersebut.
Ada biro iklan serbabisa yang menyediakan berbagai jenis layanan, ada pula yang
hanya berkonsentrasi pada satu bagian, seperti menawarkan media, mendesain dan
menyediakan pelayanan khusus bagi klien atau jenis iklan tertentu.
Secara garis besar, peranan biro iklan dapat dibagi menjadi:
A. Biro Sebagai Penanggung Jawab
Status hukum sebuah biro iklan adalah “biro bertindak sebagai
penanggung jawab” sehingga secara hukum bertanggung jawab atas pembayaran
dimuatnya iklan di media. Oleh karena itu, biro iklan bisa saja mengalami
kerugian dan, dalam beberapa kasus, mengalami kebangkrutan akibat sejumlah
klien gagal melaksanakan kewajiban pembayaran, karena memang biro iklan
tersebut bertanggung jawab atas tagihan pembayaran atas nama kliennya.
B. Biro Sebagai Perantara
Dalam menjalankan tugasnya sebagai perantara antara pemasang iklan
dan media, peranan biro iklan dibagi menjadi dua, antara lain:
1. Biro iklan menawarkan jasa pada klien, jasa tim profesional yang
terlatih dalam bidang advertising, termasuk staf yang dapat menyediakan
layanan-layanan pelengkap, seperti dalam produksi film dan video-making,
penanganan aspek-aspek kreatif dan seni, fotografi, percetakan, layout
setting, dekorasi, riset pemasaran, dan lain-lain.
2. Biro iklan menawarkan pada
pihak media jasa untuk memperjual-belikan ruang iklan (trading spaces)
atau waktu siaran, sehingga pihak media cukup berurusan dengan biro-biro iklan
dengan jumlah yang relatif sedikit dibandingkan bila harus melayani secara
langsung ribuan pemasang iklan yang ada.
4. Layanan Biro iklan
Berdasarkan layanan diberikan, biro iklan dapat dibagi menjadi:
A. Biro Layanan Lengkap
Sejumlah biro iklan besar atau menengah sanggup menjalankan suatu
paket kampanye secara lengkap. Mereka biasanya memiliki anak perusahaan atau
bekerja sama dengan perusahaan lain yang mengurus riset pemasaran, humas,
rekruitmen iklan, atau promosi penjualan. Beberapa dari biro iklan besar ini
adalah perusahaan publik yang menjual sahamnya melalui bursa.
B. Biro Iklan Kelas Menengah
Biro semacam ini biasanya menangani klien dari hirarki ekonomi
menengah. Untuk menekan biaya, biro-biro iklan kelas menengah ini mempekerjakan
sejumlah tenaga freelance saat dibutuhkan untuk membantu staf harian mereka,
sesuai kemampuan dan jenis pekerjaan yang diterima. Kualitas pekerjaannya juga
tidak kalah dengan biro-biro iklan raksasa. Saat ini, banyak tenaga profesional
periklanan seperti copywriter dan visualizer kelas wahid yang
memilih bekerja tanpa ikatan; sehingga di sinilah kesempatan biro-biro tersebut
menggunakan jasa mereka.
C. Biro iklan Antarbisnis
Sebagaimana tersirat dari julukannya, biro-biro iklan semacam ini
mengkhususkan bidangnya pada iklan-iklan industrial dan barang-barang teknik,
yang secara umum digolongkan sebagai iklan antarbisnis—di mana konsumen dan
produsen adalah sama-sama perusahaan. Salah satu kiprah biro iklan semacam ini
dapat dilihat dalam penyelenggaraan suatu ekspose pers mengenai produk dagang
dan barang teknik terbaru atau pameran perdagangan yang ditujukan bagi kalangan
terbatas—yaitu hanya perusahaan-perusahaan yang berkepentingan.
5. Biro Media Independen
Selama dasawarsa 1970-an, biro-biro iklan yang berkonsentrasi pada
pembelian media berkembang menjadi bentuk baru dari dunia biro iklan, yang
kemudian disebut media independen. Tidak seperti biro-biro iklan pada umumnya, mereka
hanya menangani pemesanan ruang iklan di media. Biro iklan semacam ini
menitikberatkan kegiatannya dengan mempertimbangkan dua aspek periklanan;
kemampuan menarik dan atau memenangkan khalayak dan pemilihan media yang
efektif, ekonomis dan seringkali inovatif.
6. Biro iklan A la Carte
Biro iklan A la Carte—yang sering pula disebut biro iklan ad
hoc—berkembang dari sesuatu yang disebut “bengkel iklan.” Mereka sepenuhnya
menangani aspek-aspek kreatif sebuah iklan. Bidang kerjanya meliputi pembuatan
iklan untuk produk yang benar-benar baru, pembentukan citra baru nagi
produk-produk yang sudah lama bererdar, pembuatan packaging kreatif, dan
sebagainya.
Pada umumnya, biro iklan A la Carte hanya berfokus pada satu
bidang saja. Jenis-jenis biro iklan A la Carte antara lain:
A. Biro Kreatif
Biro iklan khusus yang menyediakan jasa pembuatan cerak-dasar
(copy-platform), termasuk tema-temanya, yang nantinya dibawa biro iklan lain
untuk disiarkan di berbagai media. Biro ini membuat naskah dan profil iklan
media cetak, jingle iklan radio serta rekaman video iklan televisi.
B. Biro Pengembangan Produk
Biro ini mengambil alih peran departemen kreatif suatu perusahaan
dengan mengerjakan semua urutan pengembangan produk dan cara pemasarannya—mulai
dari gagasan awal hingga pembuatan prototype, lengkap dengan kemasan,
merek, harga, serta pangsa pasar yang akan dibidik.
3. Biro Tanggapan Langsung
Kampanye iklan untuk menjual produk melalui kiriman pos, seperti
promosi untuk berlangganan majalah, paket wisata, business trip, kartu
kredit, tabungan dan investasi, serta penawaran-penawaran yang bisa digunting
dari majalah, ditangani oleh biro iklan tanggapan langsung (direct response
agency).
4. Biro Insentif dan Premi
Kedua biro ini—biro insentif (incentive scheme agency) dan
biro premi (premium agency)—disatukan karena memiliki banyak kemiripan.
Keduanya sama-sama membeli serta memasok produk barang dan jasa yang ditawarkan
sebagai hadiah atau bonus kepada konsumen, atau sebagai insentif bagi para
pekerja di suatu perusahaan.
5. Biro Promosi Penjualan
Bidang kerja biro promosi penjualan meliputi segala aspek pemasaran,
terutama pengelolaan point-of-sales, antara iklan dan penjual eceran.
6. Biro Sponsor
Kegiatan sponsor pada dasarnya selalu melibatkan dua pihak. Yang
pertama adalah orang-orang, kegiatan atau peristiwa yang membutuhkan dukungan
dana; dan yang kedua adalah perusahaan yang siap memberi bantuan keuangan
selama hal tersebut mendukung strategi pemasarannya. Biro sponsor menghubungkan
keduanya.
7. Pembagian Kerja Biro iklan
Dalam sebuah biro iklan, terdapat para profesional, praktisi dan
spesialis yang berpengalaman di bidangnya masing-masing. Namun, pembagian kerja
di biro iklan secara umum adalah sebagai berikut:
A. Account Director
Account director (AD) bertanggung jawab
pada dewan direktur di sebuah biro iklan dalam hal rugi-laga, memimpin
perundingan unyuk bisnis baru atau bisnis lama yang diperbarui, mengatur
kebijakan mengenai account characteristics klien tertentu yang akan diterima
atau diprioritaskan oleh biro. AD bertindak sebagai kepala beberapa account
executive.
B. Account Executive
Tugas utama account executive (AE) adalah menjaga hubungan
antara biro iklan dengan perusahaan klien. Bukan hanya itu, ia juga harus
mempelajari dan sepenuhnya memahami kebutuhan-kebutuhan kliennya, termasuk
seluk-beluk bisnis dan sektor industri di mana perusahaan tersebut bergerak.
C. Media Planner
Media planner (MP) dituntut memiliki
pengetahuan yang mendalam tentang cakupan dan bobot media yang ada. Banyak
sekali media yang dapat digunakan, tetapi, penggabungan media harus dilakukan
secermat-cermatnya agar memperoleh dampak iklan yang sebesar-besarnya, dengan biaya
seminimal mungkin.
D. Media Buyer
Keahlian yang diharapkan dari media buyer (MB) adalah mencari
tempat dan waktu terbaik pada rate atau tarif media yang paling
menguntungkan. MB harus memiliki hubungan yang baik dengan manajer penjualan
media karena ia akan secara rutin menawarkan proposal pengiklanan yang cocok
dengan alokasi jadwal media tersebut.
E. Copywriter
Tugas pokok copywriter adalah mengarang kalimat-kalimat iklan
yang menarik, catchy, dan sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. Ia
harus pandai mengubah kalimat-kalimat penjualan menjadi gagasan penjualan yang
persuasif, menciptakan tema atau copy dasar kampanye, dan menghidupkan
argumentasi penjualan dengan kata-kata sesedikit mungkin.
F. Art Director
Dengan wewenang mengepalai sebuah studio, art director
biasanya memiliki sebuah tim yang terdiri visualizer, layout artist,
typographer, dan sejenisnya. Di biro-biro iklan kecil, semua tugas
kreatif dijalankan langsung oleh art director.
G. Visualizer/Illustrator
Visualizer merupakan rekan kerja copywriter. Ia adalah
seniman yang mampu menerjemahkan gagasan copywriter ke dalam visual.
H. Typographer
Typographer adalah pakar yang mengetahui
dan memahami karakter dari berbagai jenis tata bentuk huruf dan teks. Ia juga
mengetahui bagaimana menggunakan setiap bentuk dan ukuran huruf untuk efek
kreatif maupun kepentingan estetik.
I.
Production Manager
Manajer Produksi mengorganisir seluruh kegiatan produksi iklan dalam
biro berdasarkan jadwal tertentu, sehingga iklan dapat selesai pada waktunya.
Ia juga berperan sebagai pengawas lalu lintas (traffic-controller)
kerja, serta bertanggung jawab mengkoordinasi semua yang terlibat di dalam
produksi iklan tersebut.
Komentar
Posting Komentar