PERSPEKTIF KOMUNIKASI PEMBANGUNAN


PENGERTIAN KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
            Dalam penyelenggaraan pembangunan, diperlukan suatu sistem komunikasi agar terjalin komunikasi efektif dan memiliki makna yang mampu mengarahkan pencapaian tujuan pembangunan. Hal itu perlu sekali dilakukan karena proses pembangunan melibatkan berbagai elemen masyarakat. Komunikasi pembangunan ini harus mengedepankan sikap aspiratif, konsultatif dan relationship. Karena pembangunan tidak akan berjalan dengan optimal tanpa adanya hubungan sinergis antara pelaku dan obyek pembangunan. Apalagi proses pembangunan ke depan cenderung akan semakin mengurangi peran pemerintah, seiring semakin besarnya peran masyarakat.
Konsep komunikasi pembangunan sangat membuka peluang untuk mendorong komunikasi intensif melalui dialog dengan kelompok-kelompok strategis dalam rangka membangun kemitraan untuk mempengaruhi kebijakan publik sebelum diputuskan. Berbagai kelompok yang perlu dilibatkan dalam kemitraan antara lain Perguruan Tinggi, LSM, pers dan berbagai elemen pendukung pembangunan lainnya. Agar komunikasi pembangunan berjalan dengan efektif, maka diperlukan suatu pusat komunikasi yang menjadi rujukan dari pelaku-pelaku pembangunan maupun pihak-pihak yang berkompeten dalam penyelenggaraan pembangunan untuk memperoleh informasi dan koordinasi pembangunan secara terpadu.
Uraian di atas sesuai dengan pengertian komunikasi pembangunan yang dikemukakan oleh beberapa sumber, antara lain:
·         Aplikasi komunikasi dalam program pembangunan (Andi Faisal Bakti. Communication and Family Planning Islam in Indonesia, South Sulawesi Muslim Perseptions of Global Development Program. Jakarta: Seri INIS XLV, 2004).
·         Strategi yang menekankan pada perlunya sosialisasi pembangunan kepada para pelaku pembangunan daerah dan masyarakat secara umum melalui berbagai media strategis. Penggunaan media-media strategis tersebut sangat disesuaikan dengan karakteristik khalayak sasaran yang berkepentingan dengan informasi pembangunan daerah (Rosalita Bekti dalam Pranata Pusat Komunikasi Pembangunan Daerah, Bangda Depdagri).
·         Suatu cabang teori atau praktek komunikasi yang mempunyai kaitan dengan penerapan pengertian yang mendalam dari teori komunikasi untuk menunjuk permasalahan pengembangan dan modernisasi. Tujuannya yaitu menemukan strategi untuk mengerahkan orang-orang dan sebagai konsekwensi sumber daya, untuk tujuan pengembangan (The Free Encyclopedia. Development communication. http://en.wikipedia.org/wiki/Development_communication).
·         Proses penyebaran pesan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada khalayak guna mengubah sikap, pendapat, dan perilakunya dalam rangka meningkatkan kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah, yang dalam keselarasannya dirasakan secara merata oleh seluruh rakyat (Onong Uchjana Effendy)
·         Suatu wilayah yang luas untuk menemukan pendekatan dari seseorang kepada khalayak dari berbagai ideologi dengan pendekatan metodologis, dengan menggarisbawahi pentingnya penekanan interaktif dan proses partisipasi untuk perluasan informasi dari masyarakat yang sedang berproses (Guy Bassette dalam Development communication. http://web.idrc.ca)
·         Komunikasi yang berdampak langsung pada hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan untuk mencapai tujuan-tujuan dalam pembangunan itu (http://www.commit.com/interac.html)
·         Usaha-usaha terorganisir menggunakan proses komunikasi dan media untuk membawa kemajuan sosial dan ekonomi, umumnya di negara-negara berkembang(http//:www.museum.tv/archives).
·         Usaha yang terorganisir untuk menngunakan proses komunikasi dan media dalam meningkatkan taraf sosial dan ekonomi, yang secara umum berlangsung dalam negara sedang berkembang (Peterson dalam Dila).

PERSPEKTIF KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
a. Komunikasi Pembangunan dalam Perspektif Psikologi
            Uraian Hagen (1962: E. M. Hagen. On the theory of social change, Homewood III, Dorsey Press) dan McClelland (1961: The Achieving Society. Princeton: Van Nostran) dalam Nasution (2004) melihat pembangunan dengan pendekatan psikologi interaksional. Salah satu pandangan Hagen yang kuat relevansinya dengan peranan komunikasi dalam pembangunan adalah penekanan analisis yang lebih mendalam pada masalah efek komunikasi. Sementara McClelland lebih melihat peran opini publik sebagai proses komunikasi dalam pembangunan.
            Kedua pandangan ini lebih menonjolkan aspek, dan makna fundamental dari personalitas anggota suatu masyarakat dalam sistem sosial. Jenis personalitas yang ada selalu berhubungan dengan sistem komunikasi yang ada dan dianut dalam masyarakat. Dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa jenis personalitas yang terbentuk dapat menimbulkan efek apabila:
·         Perhatian terhadap proses internal yang terjadi pada saat suatu pesan dasar diterima, proses intrapsikis yang terjadi pada diri seseorang (within-self communication).
·         Ongkos modernisasi demikian besar, namun pada tingkat tertentu hal tersebut dapat diatasi melalui sistem komunikasi.
            Pandangan psikologi melihat pentingnya suatu efek komunikasi sebagai akibat proses interaksi yang dilakukan melalui pesan-pesan komunikasi sehingga timbul efek berantai dari khalayak. Di sini Hagen melihat pentingnya peran keluarga, sebagai proses kunci suksesnya memotivasi bagi pembangunan yang diharapkan. Melalui keluarga, sosialisasi ide ataupun pesan pembangunan dapat diformulasikan ke dalam proses tersebut.             Dan perlunya pembentukan basis komunitas atau masyarakat yang terintegrasi dengan komunitas lainnya yang lebih siap untuk menghadapi serbuan datangnya modernisasi.
            Alhasil masyarakat yang tadinya introvert bergeser menuju masyarakat yang bersifat ekstrovert sehingga individu dapat berinteraksi secara leluasa. Ketika proses pembangunan berlangsung secara normatif pada tingkat praktis, akan memunculkan bentuk hubungan baru yang memerlukan norma-norma baru pula sebagai hasil konsensus bersama. Untuk menyebarkan norma-norma baru itu, tentunya komunikasi merupakan suatu instrumen yang utama.
b. Komunikasi Pembangunan dalam Perspektif Ilmu Komunikasi
            Wilbur Scharmm (1976: Mass media and national development: the role of information in developing countries. Stanford university press) dalam kajian tentang komunikasi dalam pembangunan nasional menjelaskan peran media massa:
1.      Menyampaikan kepada masyarakat informasi tentang pembangunan, agar mereka memusatkan perhatian pada kebutuhan akan perubahan, kesempatan dan cara mengadakan perubahan, sarana-sarana perubahan, dan membangkitkan aspirasi nasional.
2.      Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengambil bagian secara aktif dalam proses pembuatan keputusan, memperluas dialog agar melibatkan semua pihak yang akan membuat keputusan mengenai perubahan, memberi kesempatan kepada para pemimpin masyarakat untuk memimpin dan mendengarkan pendapat rakyat kecil, dan menciptakan arus informasi yang berjalan lancar dari atas ke bawah.
3.      Mendidik tenaga kerja yang diperlukan pembangunan, mulai orang dewasa hingga anak-anak, sejak baca tulis hingga keterampilan teknis yang mengubah hidup masyarakat.
            Media massa menurut Schramm, media massa secara sendirian ataupun bersama lembaga lain dapat melakukan fungsi-fungsi sebagai berikut:
1.      Sebagai pemberi informasi. Tanpa media massa sangatlah sulit untuk menyampaikan informasi secara cepat dan tepat waktu.
2.      Pembuatan keputusan. Dalam hal ini media massa berperan sebagai penunjang karena fungsi ini menuntut adanya kelompok-kelompok diskusi yang akan membuat keputusan, dan media massa menyampaikan bahan untuk didiskusikan serta memperjelas masalah yang sedang diperbincangkan.
3.      Sebagai pendidik. Sebagian besar dilaksanakan sendiri oleh media massa, sedangkan bagian yang lainnya dikombinasikan dengan komunikasi antarpribadi. Misalnya program-program pendidikan luar sekolah, atau siaran pendidikan.
            Banyaknya penafsiran tentang peranan komunikasi dalam pembangunan, mendorong Hedebro (1979: Communication and social change in developing nation.      Ekonomiska-Institute. Stockholm) dalam Nasution (2004) menyusun peran yang bisa dilakukan komunikasi dalam pembangunan, yakni:
1.      Komunikasi dapat menciptakan iklim bagi perubahan dengan membujukkan nilai-nilai, sikap, mental, dan bentuk perilaku yang menunjang modernisasi.
2.      Komunikasi dapat mengajarkan keterampilan baru, baca tulis, hingga lingkungan.
3.      Media massa dapat bertindak sebagai pengganda sumber-sumber daya pengetahuan.
4.   Media massa dapat mengantarkan pengalaman-pengalaman yang seolah-olah dialami sendiri sehingga mengurangi biaya psikis dan ekonomis untuk menciptakan kepribadian yang mobile.
5.      Komunikasi dapat meningkatkan aspirasi yang merupakan perangsang untuk bertindak nyata.
6.      Komunikasi dapat membantu masyarakat menemukan norma-norma baru dan keharmonisan dari masa transisi.
7.  Komunikasi dapat membuat orang lebih condong untuk berpartisipasi membuat keputusan dalam masyarakat.
8.   Komunikasi dapat mengubah struktur kekuasaan pada masyarakat tradisional dengan pengetahuan massa. Mereka yang memperoleh informasi akan menjadi orang yang berarti, dan para pemimpin tradisional akan tertantang oleh kenyataan bahwa ada orang-orang lain yang juga mempunyai kelebihan dalam hal memiliki informasi.
9.    Komunikasi dapat menciptakan rasa kebangsaan sebagai sesuatu yang mengatasi kesetiaan-kesetiaan lokal.
10. Komunikasi dapat membantu mayoritas populasi menyadari pentingnya arti mereka sebagai warga negara, sehingga membantu meningkatkan aktivitas politik.
11. Komunikasi memudahkan perencanaan dan implementasi program-program pembangunan yang berkaitan dengan kebutuhan penduduk.
12.  Komunikasi dapat membuat pembangunan ekonomi, sosial, dan politik menjadi proses yang berlangsung sendiri.
c. Komunikasi Pembangunan dalam Perspektif Ekonomi
            Sumitro (1994) mendefinisikan pembangunan sebagai “suatu transformasi dalam arti perubahan struktur ekonomi. Perubahan struktur ekonomi diartikan sebagai perubahan dalam struktur ekonomi masyarakat yang meliputi perubahan pada perimbangan keadaan yang melekat pada landasan kegiatan ekonomi dan bentuk susunan ekonomi. Menurut penulis, pemahaman Sumitro ini terkait dengan pandangan Arthur Lewis (1954) tentang pentingnya transformasi struktur ekonomi pertanian ke struktur ekonomi industri dalam upaya menuju pertumbuhan (dalam aspek ini pengertian pertumbuhan asosiatif dengan pembangunan) ekonomi.

Sumber :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah : Media Critical Theory

MAKALAH TWITTER

Teori Komunikasi BAB III Tradisi-tradisi Komunikasi (Semiotika, Fenomenologi, Sibernetika, Sosiopsikologi)